Powered By Blogger

09/03/10

Iwan Fals, Kantata Takwa & Film

ALBUM KANTATA TAKWA

Kantata Takwa adalah album dari grup musik Kantata Takwa yang dirilis pada tahun 1990. Album ini adalah proyek kolaborasi musik dari banyak seniman dan musisi kawakan Indonesia seperti Iwan Fals, Sawung Jabo, Jockie Surjoprajogo dan didukung keterlibatan penyair dan sastrawan Indonesia W.S. Rendra. Beberapa lagu dari album ini digunakan dalam film berjudul sama yang dirilis tahun 2008, yaitu lagu "Kantata Takwa", "Kesaksian", Paman Doblang", dan "Air Mata". Saat dirilis dalam bentuk kaset tahun 1990, dalam buklet album ini terdapat tiket untuk memasuki pagelaran musik akbar "Kantata Takwa" yang diadakan pada tanggal 23 Juni 1990 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

FILM KANTATA TAKWA

Kantata Takwa merupakan film dokumenter musikal Indonesia yang dirilis pada tahun 2008 arahan sutradara Eros Djarot dan Gotot Prakosa yang dibuat berdasarkan konser akbar proyek seni Kantata Takwa di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, tahun 1991. Film ini mengalami banyak kesulitan dalam pembuatannya karena sarat dengan tema sosial politik dan kritikannya yang sangat tajam pada sistem pemerintahan Orde Baru Indonesia yang represif saat itu, sehingga pembuatannya memakan waktu 18 tahun hingga dirilis.Film ini diputar secara premier di Indonesia mulai tanggal 26 September 2008 di Jakarta di jaringan bioskop Indonesia Blitzmegaplex dan kemudian dalam berbagai festival film internasional.

Film ini adalah sebuah puisi kesaksian dari para seniman Indonesia tentang masa represif rezim Orde Baru Soeharto. Sebuah masa yang banyak diwarnai dengan korupsi, kolusi, nepotisme, dan banyaknya penangkapan, penculikan, bahkan pembunuhan para aktivis yang tidak memiliki ideologi yang sama dengan pemerintah penguasa saat itu. Termasuk dalam orang-orang tadi adalah W.S. Rendra, seorang penyair yang harus keluar-masuk penjara karena karya-karyanya dianggap menyindir dan mengkritisi pemerintah. Seniman dan penyanyi Iwan Fals, Sawung Jabo, Jockie Surjoprajogo, dan Setiawan Djodi yang sering menyuarakan keadaan sosial masyarakat Indonesia pada saat itu juga harus berhadapan dengan kemungkinan pencekalan oleh pemerintah penguasa. Suara kesaksian para seniman tersebut ditumpahkan dalam konser akbar mereka, sebuah pertunjukan seni "Kantata Takwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar