Powered By Blogger

15/03/10

Bento Live Video

Iwan Fals "Bung Hatta"

Video "Kemesraan" Iwan Fals in Love

Kick Andy Iwan Fals Video

Iwan Fals Di Acara Kick Andy (Video)

Kupas Album Baru "Keseimbangan"

  “Keseimbangan” sesuai judul albumnya, menawarkan pilihan yang beragam, mulai dari tema filosofi kehidupan dan kemanusiaan (Suhu, Ayolah Mulai, Aku Menyayangimu), religi/spiritual (Ya Allah Kami, ^O^), lingkungan (Hutanku, Pohon untuk Kehidupan, Tanam Siram Tanam), olahraga (Sepakbola), interaksi manusia dengan teknologi (Kuda Cokelatku), tokoh (Jenderal Tua, Malahayati). Pesan yang ingin disampaikan sepertinya: jika kita ingin seimbang dalam hidup kuncinya adalah (1) berpegang kepada Tuhan, (2) selalu peka terhadap kehidupan dan kemanusiaan, (3) peduli dengan lingkungan, (4) tak lupa berolahraga, (5) memanfaatkan teknologi secara bijak, dan (6) senantiasai mengambil hikmah dari para tokoh/kejadian terdahulu.

Dari sisi aransemen yang sepenuhnya digarap Iwan Fals & Band, album “Keseimbangan” menawarkan garapan yang lebih kuat dan berwarna dibanding garapan aransemen Iwan Fals & Band di album “50:50”. Ini sepertinya tak lepas dari masuknya kembali Totok Tewel memperkuat musik Iwan. Kecuali lagu “Ayolah Mulai” dan “Sepakbola” yang punya gaya berturut dan aransemen yang mungkin kurang familiar di telinga pop, aransemen lagu-lagu lainnya bisa masuk ke telinga banyak kalangan. Lagu yang saya rasa paling menonjol baik dari sisi aransemen maupun pesan adalah : “Suhu”, “Ya Allah Kami”, “^O^", “Aku Menyayangimu”, dan “Kuda Cokelatku”.

Point plus lain di album ini adalah cover dan bungkus kaset/CD yang digarap dengan profesional dan menarik oleh Heri hito.com, sangat berbeda dengan album “50:50” yang desain covernya seperti dibuat dengan alakadarnya. Point plus ini semestinya mendorong penikmat musik untuk tidak membeli album bajakan, karena di CD/kaset bajakan tentu tidak akan dibungkus dengan kualitas dan kelengkapan cover CD/kaset orisinal.



Komunitas Orang Indonesai (Oi)

   Iwan Fals adalah fenomena. Ia bukan lagi sekadar artis musik yang dielu-elukan penggemar, tetapi sudah menjadi semacam tokoh panutan yang dipuja dan diharapkan penggemarnya. Sebagai tanda kecintaan, penggemar Iwan berhimpun dan menyatukan diri dalam sebuah wadah yang disebut kelompok Orang Indonesia (OI). Keberadaan OI bagai partai politik yang langsung ditanggapi oleh daerah-daerah di seluruh Indonesia.

     Logo dan bendera Oi telah menjadi magis. Tak hanya dalam konser Iwan Fals, bahkan bendera Oi seringkali berkibar-kibar dengan perkasa di saat konser penyanyi lain. Logo Oi sudah menjadi identitas bagi mereka yang mencintai karya-karya Iwan Fals, juga bagi mereka yang menjadikan kesenian sebagai salah satu sarana untuk memaknai kehidupan, untuk menemukan makna kehidupan.

12/03/10

Bongkar,Lagu Terbaik Sepanjang Masa Versi.....

"KALAU CINTA SUDAH DIBUANG"
"JANGAN HARAP KEADILAN AKAN DATANG.."

Lagu 'Bongkar' yang dipopulerkan Swami dan Iwan Fals terpilih menjadi lagu terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone. Lagu besutan Iwan Fals dan Sawung Jabo itu menempati posisi pertama dari 150 lagu.

Berkat liriknya yang keras dan penuh kritikan, Bongkar akan selalu eksis di setiap zaman. Musik kritis yang dibawakan oleh grup band Swami itu, kini menjadi referensi bagi musisi lainnya, serta dijadikan sebagai media perlawanan dalam bentuk seni kreatifitas.


BONGKAR by Iwan Fals

Bento by Iwan Fals

Asik Nggak Asik Live

Video Yang Terlupakan Live

Video Aku Bukan Pilihan Live

10/03/10

Iwan Fals Dan Gitar

Menginjak usia 13 tahun, Iwan mulai mengamen di Bandung. Sama seperti anak SMP lainnya, Iwan suka memperhatikan teman-temannya yang sering memainkan gitar sembari nongkrong menghabiskan waktu. Tidak mau kalah dengan temannya, Iwan mulai belajar gitar sedikit demi sedikit. Suatu kali ia pernah mencoba memainkan gitar temannya, namun bukan pujian yang diterima melainkan omelan karena senar gitar itu dibuatnya putus.

Gitar seakan-akan sudah menjadi sahabat yang tak terpisahkan bagi Iwan. Bahkan ketika ia bersekolah di KBRI, Jedah, Arab Saudi, selama 8 bulan, gitar menjadi teman penghibur di kala sepi datang menghadang. Dalam perjalanan pulang dari Jedah ketika musim haji, Iwan mendapat pengalaman yang unik. Seorang pramugari mengajarinya menyanyikan lagu Blowing in the Wind Bob Dylan dan membantu menyetem gitarnya yang fals.

Karena ingin tampil beda dan menarik perhatian teman-temannya yang suka memainkan lagu-lagu Rolling Stones, Iwan yang juga menjadi pemain gitar di vokal grup sekolahnya SMP 5 Bandung mencoba mengarang lagu sendiri. Ia membuat lagu yang liriknya lucu, bercanda, bahkan mengutak-ngatik lagu orang. Ulahnya ini tentu membuat teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal.

09/03/10

Cover Album


Beberapa cover album Iwan Fals.

Cover Album Keseimbangan ( 2010 )

 Cover album baru Iwan Fals yang berjudul "KESEIMBANGAN"





List lagu dalam album KESEIMBANGAN :

1. Suhu (lirik Subur Raharja)
2. Ya Allah Kami
3. Hutanku (lirik MS Kaban)
4. Pohon Untuk Kehidupan (lirik Muh. Ma'mun)
5. Tanam Siram Tanam
6. Ayolah Mulai
7. Aku Menyayangimu (lirik KH Mustofa Bisri)
8. ^O^
9. Sepak Bola
10. Kuda Coklatku
11. Jendral Tua
12. Malahayati (Lirik Endang Murdopo)

Cover Album Manusia Setengah Dewa

Cover yang sempat menimbulkan kontrovesi bagi umat agama Hindhu,karena dianggap melencehkan dewa mereka.Sempat ditarik kembali peredaranya dan diganti cover depannya.

Iwan Fals Dulu dan Sekarang

Iwan Fals waktu  masih sama kumis tebal dan rambut gimbalnya.



  





Iwan Fals Sekarang.











Iwan Fals, Kantata Takwa & Film

ALBUM KANTATA TAKWA

Kantata Takwa adalah album dari grup musik Kantata Takwa yang dirilis pada tahun 1990. Album ini adalah proyek kolaborasi musik dari banyak seniman dan musisi kawakan Indonesia seperti Iwan Fals, Sawung Jabo, Jockie Surjoprajogo dan didukung keterlibatan penyair dan sastrawan Indonesia W.S. Rendra. Beberapa lagu dari album ini digunakan dalam film berjudul sama yang dirilis tahun 2008, yaitu lagu "Kantata Takwa", "Kesaksian", Paman Doblang", dan "Air Mata". Saat dirilis dalam bentuk kaset tahun 1990, dalam buklet album ini terdapat tiket untuk memasuki pagelaran musik akbar "Kantata Takwa" yang diadakan pada tanggal 23 Juni 1990 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

FILM KANTATA TAKWA

Kantata Takwa merupakan film dokumenter musikal Indonesia yang dirilis pada tahun 2008 arahan sutradara Eros Djarot dan Gotot Prakosa yang dibuat berdasarkan konser akbar proyek seni Kantata Takwa di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, tahun 1991. Film ini mengalami banyak kesulitan dalam pembuatannya karena sarat dengan tema sosial politik dan kritikannya yang sangat tajam pada sistem pemerintahan Orde Baru Indonesia yang represif saat itu, sehingga pembuatannya memakan waktu 18 tahun hingga dirilis.Film ini diputar secara premier di Indonesia mulai tanggal 26 September 2008 di Jakarta di jaringan bioskop Indonesia Blitzmegaplex dan kemudian dalam berbagai festival film internasional.

Film ini adalah sebuah puisi kesaksian dari para seniman Indonesia tentang masa represif rezim Orde Baru Soeharto. Sebuah masa yang banyak diwarnai dengan korupsi, kolusi, nepotisme, dan banyaknya penangkapan, penculikan, bahkan pembunuhan para aktivis yang tidak memiliki ideologi yang sama dengan pemerintah penguasa saat itu. Termasuk dalam orang-orang tadi adalah W.S. Rendra, seorang penyair yang harus keluar-masuk penjara karena karya-karyanya dianggap menyindir dan mengkritisi pemerintah. Seniman dan penyanyi Iwan Fals, Sawung Jabo, Jockie Surjoprajogo, dan Setiawan Djodi yang sering menyuarakan keadaan sosial masyarakat Indonesia pada saat itu juga harus berhadapan dengan kemungkinan pencekalan oleh pemerintah penguasa. Suara kesaksian para seniman tersebut ditumpahkan dalam konser akbar mereka, sebuah pertunjukan seni "Kantata Takwa.

Iwan & Keluarga



Iwan lahir dari Lies (ibu) dan mempunyai ayah Haryoso almarhum (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.

Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).

Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anissa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.

 

Galang Rambu Anarki

KETIKA Galang lahir pada 1 Januari 1982 si bapak, yang perasaannya campur-aduk karena pertama kali merasakan diri jadi ayah—merasa harus bertanggung jawab, merasa mencintai, heran, bahagia, bangga punya keturunan dan sebagainya—menciptakan lagu berjudul Galang Rambu Anarki. 

Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.

Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).


IWAN FALS TENTANG LAGU GALANG RAMBU ANARKI

Masa Kecil Iwan Fals


Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.

Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.

Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.

08/03/10

Sisi Lain..


SEBAGAI penyanyi dan pencipta lagu, Iwan Fals punya tempat istimewa dalam peta musik Indonesia. Generasi akhir 1970-an hingga sekarang yang merasa terwakili oleh lagu-lagunya, menempatkan Iwan Fals sebagai idola. Lagu-lagu Iwan memang khas, kadang bernada keras menyengat, kadang lembut menyentuh, tak jarang pula ia bertutur dengan bercanda. Lagu-lagu Iwan semakin memiliki kekhasan karena kata-kata yang ia gunakan tidak klise. Hal lain yang bisa kita baca, banyak memang musisi yang mampu membuat melodi yang tak kalah enaknya. Tapi soal membuat lirik, Iwan memang sulit tergantikan, atau bahkan tak ada duanya. Tak hanya pada lagu-lagu kritik sosialnya, tetapi juga pada lagu-lagu cinta. Meskipun bertema cinta, tapi di dalamnya tetap tersimpan visi dan pesan-peran kehidupan. Ini yang sangat jarang kita temukan pada lagu karya musisi lain.

Tentu yang membuat sosok Iwan begitu besar, bukan sekedar karena kemampuannya meracik lirik yang luar biasa, tapi yang tak kalah penting adalah lirik-lirik itu menjadi bagian integral dari visi dan perjalanan hidup Iwan sehari-hari. Lagunya adalah sikap hidupnya, dan itulah yang dia kerjakan. Iwan tahu benar perbedaan makna berindustri dengan berkesenian atau berkebudayaan. Dengan segala karya dan karsa yang sudah ia hasilkan, wajar kalau Iwan Fals menjadi penyanyi dan musisi besar negeri ini. Iwan adalah legenda. Tapi sungguh pun banyak kalangan yang mengidolakannya, Iwan tetaplah bersahaja, tetap rendah hati, dan apa adanya.Dalam perjalanan hidupnya yang tak selalu mulus dan penuh liku, kita belajar banyak sosok Iwan Fals untuk menjadi manusia yang semakin baik, manusia selalu yang belajar dari perjalanan hidup masa lalu, manusia yang berguna, manusia yang tak pernah lelah melawan ketidakadilan dan menemukan kebenaran.

07/03/10

Diskografi


1. Yang Muda Yang Bercanda I – dalam lagu dan baca (1979)
Album ini diedarkan oleh LHI (Lembaga Humor Indonesia) dibawah bendera ABC records. Ini adalah awal karir Iwan Fals setelah dia menjadi juara pertama lomba musik humor yang diadakan oleh LHI, kemudian LHI menerbitkan album ini yang isinya adalah rekaman live peserta lomba musik humor, lagu dan cerita dengan mc Otong Lenon. Dalam sampul kaset ini nama Iwan Fals masih ditulis dengan ejaan “Iwan False”.



2. Yang Muda Yang Bercanda II – dalam lagu dan baca (1979)
Ini merupakan sambungan dari jilid pertama, isinya masih sama yaitu rekaman live lomba musik humor yang diadakan oleh LHI. Artis pendukung yang tertulis dalam sampul album ini antara lain Klombhoor’s Group, Tom Slepe, Iwan False, Yusuf Lubis, dan mc Otong Lenon. Iwan Fals di sini menyanyikan lagu antara lain ‘Frustasi’ dan ‘Imitasi’ versi live sama persis dengan rekaman yang sekarang beredar dalam album Frustasi kopian baru.



3. Canda Dalam Nada (1979)
Sesuai dengan janjinya, pemenang lomba musik humor akan dibuatkan album sendiri. LHI bersama ABC records menerbitkan album solo ini dari rekaman live pada acara lomba. Pada album ini nama Iwan Fals dirubah, kalau sebelumnya memakai nama ‘Iwan False’, diganti menjadi ‘Iwan Fales’.



4. Canda Dalam Ronda (1979)
Masih bersama ABC records, Iwan diberikan sebuah album penghargaan karena dia telah memenangi lomba musik humor. Album ini hanya berisi 4 buah lagu yang diambil dari album Canda Dalam Nada yang semuanya dinyanyikan oleh Iwan Fals dan dibantu GM Selo (Gerak Musik Seloroh) juara lomba lawak mahasiswa yang anggotanya adalah Pepeng, Krisna Abu, Bang Nana, Mas Taufik. Nama Iwan Fals disini ditulis dengan ejaan "Iwan Fales". Dan cover album ini yang berupa karikatur digambar oleh Dwi Koen seorang kartunis yang terkenal dengan tokoh karikatur Panji Koming. Semua debut Iwan Fals bersama ABC records tidak lepas dari peran Arwah Setiawan.



5. Perjalanan (1980)


Bersama grup bandnya yang bernama Amburadul, dapat dikatakan ini adalah album pertama Iwan Fals, seluruhnya berisi lagu baru dengan single hits lagu ‘Perjalanan’. Aroma Bob Dylan sangat kental, disini ditambah dengan suara Iwan yang ‘nyempreng’ dan irama country ballads sangat sesuai dengan lirik yang sangat sosial. Pada album ini nama Helmie dan Totok Gunarto bernyanyi pada beberapa lagu seperti Alasan, Ibu, Gaya Travolta dan Inspirasi. Album ini adalah lanjutan dari kontrak dengan LHI untuk mengorbitkan pemenang lomba musik humor.



6. Sarjana Muda (1981)
Album ini dapat dibilang adalah awal karir Iwan Fals di dunia musik profesional. Setelah kontrak dengan ABC records selesai, Iwan Fals meneken kontrak dengan Musica Studios. Music director dikerjakan oleh Willy Soemantri, didukung oleh Amir Katamsi, Luluk Purwanto. Idris Sardi menjadi bintang tamu mengisi suara biola pada lagu ‘Guru Oemar Bakrie’. Begitu beredar, album ini langsung menjadi pembicaraan. Masyarakat Indonesia yang pada saat itu kenyang disuguhi lagu dengan nuansa cinta mendapat suguhan segar dari lirik-lirik lagu Iwan Fals yang bernuansa kritik sosial.



7. Opini (1982)
Melanjutkan sukses album pertama di bawah bendera Musica, album ini juga meraup untung besar. Dengan musisi pendukung yang hampir sama, album ini menjadi lebih ‘nakal’ liriknya. Lagu ‘Galang Rambu Anarki’ menyentuh emosi pendengarnya, rupanya Iwan Fals mengambil momen kenaikan harga BBM yang dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya menyebabkan harga-harga menjadi melonjak. Ada lagi lagu ‘Obat Awet Muda’ yang liriknya gamblang menceritakan perselingkuhan membuat panas telinga hidung belang, juga lagu ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’ yang sebenarnya lagu cinta, namun oleh sebagian orang diartikan sebagai suatu penghinaan secara halus terhadap penguasa saat itu.



8. Sumbang (1983)


Ian Antono dan Abadi Soesman menjadi musisi pendukung dalam album ini, menjadikan warna baru dalam lagu-lagu Iwan Fals. Lagu ‘Sumbang’ keras lirik protesnya. Ada lagu ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’ yang menceritakan tenggelamnya kapal penumpang Tampomas II. Ada kesalahan cetak dalam album ini yaitu lagu “Jendela Kelas I’, seharusnya judul hanya Jendela Kelas namun ketambahan angka I (satu), maksudnya angka I (satu) tersebut adalah editing pertama.



9. Sugali (1984)
Lagu ‘Sugali’ menjadi hits, dikerjakan bersama Chilung Ramali, menceritakan tentang preman yang menjadi target sasaran petrus (penembak misterius) yang marak pada dekade 80-an. Tetapi yang menjadi persoalan pada album ini yaitu adanya lagu ‘Serdadu’ yang isinya bercerita tentang prajurit yang kurang diperhatikan kesejahteraannya, yang gajinya dipotong oleh komandannya.



10. Barang Antik (1984)


Bersama music director Willy Soemantri, Iwan membuka diri menerima karya orang lain untuk dinyanyikan. Hanya lagu ‘Jangan Bicara’ yang diciptakan oleh Iwan Fals. Selebihnya diciptakan oleh Diat, Yoesyono, Chilung Ramali, Jaya Susanto, Dama, Richard Kyoto, Tommy dan Marie, Willy dan Tommy. Lagu ‘Barang Antik’ bercerita tentang angkutan tua (oplet) yang tergusur dengan angkutan lain seperti bis, mikrolet dan bajaj namun tetap beroperasi dipinggiran kota. Lagu ‘Jangan Bicara’ menjadi kontroversi karena liriknya yang sangat pedas.



11. Sore Tugu Pancoran (1985)


Masih bersama Willy Soemantri, album ini meledak dipasaran. Karena muncul bersamaan dengan film yang dibintangi Iwan Fals dengan judul ‘Damai Kami Sepanjang Hari’. Film ini bercerita tentang kehidupan pengamen yang menjadi sukses rekaman dan diisi dengan lagu-lagu Iwan. Album ini secara tidak langsung dapat dikatakan menjadi soundtrack film tersebut. Ada lagu ‘Ujung Aspal Pondok Gede’ yang berkisah tentang penggusuran. ‘Sore Tugu Pancoran’ bercerita tentang anak sekolah yang menjadi penjual koran.



12. (KPJ) Kelompok Penyanyi Jalanan (1985)
Album ini dapat dibilang bagi-bagi rezeki antara Iwan Fals dengan kawan-kawannya sesama pengamen yang tergabung dalam Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ). Dengan menggunakan nama Iwan Fals yang sudah terkenal, KPJ membuat album ini didukung oleh Herry Lintauw, Anto Baret, Swartato, Eko Partiteur. Iwan sendiri hanya bernyanyi penuh pada lagu ‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, dan ‘Dua Menit Sepuluh Detik’. Sawung Jabo turut berpartisipasi dalam lagu ‘Penari Jalanan’.



13. Ethiopia (1986)
Diilhami dari bencana kelaparan di Ethiopia, album ini cukup laris dipasaran karena peredarannya sangat pas dengan momen tersebut. Ada lagu ‘Willy’ yang bercerita tentang sahabat Iwan yaitu WS.Rendra yang kabarnya mengasingkan diri karena dicekal oleh pemerintah sebab puisi-puisinya yang keras. Lagu ‘Tikus-Tikus Kantor’ yang liriknya menarik dan lucu sangat sesuai dengan kenyataan. Dan lagu ’14-4-84’, konon lagu ini sempat dilarang dinyanyikan oleh aparat kepolisian saat Iwan konser di Sumatera.



14. Aku Sayang Kamu (1986)
Album ini meledak dipasaran karena lagu ‘Aku Sayang Kamu’ yang cocok dengan remaja yang sedang kasmaran, dan saat itu lagu-lagu cinta banyak yang ‘cengeng’, Iwan menciptakan lagu cinta dengan musik gembira dan lirik gamblang. Musik directornya Bagoes A.A., lagu-lagunya begitu nge-pop. Selama beberapa bulan lagu ini menduduki puncak tanggal lagu di radio-radio.



15. Lancar (1987)
Album ini dikerjakan Iwan bersama sahabat lamanya yaitu Dama Gaok dan Maman Piul. Hits ‘Lancar’, ‘Kereta Tua’ dan ‘Nenekku Okem’ memiliki irama country khas Iwan. Pada lagu ‘Yakinlah’ Iwan berduet dengan Elly Sunarya.



16. Wakil Rakyat (1987)
Album yang musiknya digarap Bagoes A.A. ini meledak dipasaran menjelang pemilu dan menimbulkan kontroversi hebat. Lagu ‘Wakil Rakyat’ yang mengisahkan wakil rakyat yang suka tidur waktu rapat ditanggapi sinis oleh penguasa. Lagu ini bahkan sempat dicekal tidak boleh ditayangkan di televisi. Namun Iwan dan Musica tidak kurang senjata, hits ‘Mata Indah Bola Pingpong’ menjadi cadangan yang tidak kalah larisnya. Radio-radio meletakkan lagu ini pada puncak tangga lagu Indonesia selama beberapa bulan. Juga ada lagu ‘Potret Panen’ yang berkisah tentang bencana hama wereng yang menghabiskan panenan padi petani.



17. Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu (1988)


Tidak ada lagu baru di album ini. Hanya lagu lama yang dinyanyikan ulang yaitu lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’ dan ‘Aku Antarkan’. Selebihnya hanya lagu lama dan single ‘Kemesraan’ karya Franky S versi keroyokan dengan artis-artis Musica diikutkan dalam album ini. Music directornya Bagoes A.A. Pada album ini suara Iwan lebih berat dan tidak ‘nyempreng’ seperti sebelumnya. Lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’ mencetak hits.



18. 1910 (1988)
Kedekatan Iwan Fals dengan Ian Antono semakin akrab pada album ini. Iwan mempercayakan Ian menjadi music director, seketika warna musik Iwan berubah menjadi lebih nge-rock dan garang. Lagu ‘1910’ yang menceritakan tentang kecelakaan kereta api di Bintaro pada tanggal 19 Oktober dibawakan Iwan dengan gaya bernyanyi yang tidak seperti biasanya. Iwan seperti mendapat atmosfir baru pada lagu-lagunya yang lebih terkesan dewasa. Album ini mendapat sambutan positif. Beberapa lagunya meledak dan album ini mencatat penjualan yang besar. Lagu ‘Buku Ini Aku Pinjam’ menduduki posisi teratas tangga lagu tidak tergeser selama beberapa bulan di radio-radio, membuktikan bahwa Iwan memiliki nilai jual yang tinggi. Lagu lainnya seperti ‘Ibu’ dan ‘Pesawat Tempurku’ juga sempat menduduki top 10 tangga lagu Indonesia.



19. Mata Dewa (1989)


Album ini adalah gebrakan terbesar sepanjang sejarah musik Iwan Fals. Setiawan Djodi selaku pemilik Airo Records tertarik dengan kolaborasi Iwan dan Ian Antono pada album 1910. Dia mengajak Iwan dan Ian bergabung dibawah bendera perusahaan rekamannya untuk membuat album Mata Dewa. Kebetulan kontrak Iwan dengan Musica sudah berahir. Album ini dikerjakan dengan sangat profesional didukung teknologi yang canggih. Hasilnya, luar biasa, meledak dipasaran. Vokal Iwan menjadi lebih nge-rock, musiknya kental dengan nuansa rock – ballads.



20. SWAMI (1989)


Setelah pelarangan konser 100 kota, Iwan Fals bersama Setiawan Djody dkk membentuk sebuah grup band yang bernama Swami dengan Iwan Fals sebagai vokalisnya. Didukung oleh musisi top seperti Sawung Jabo, Naniel, Innisisri, album ini dikerjakan dengan serius dan matang. Album ini meledak dipasaran, angka penjualannya sangat tinggi, konon mencapai 800 ribu. Lagu “Bento” dan “Bongkar” menjadi hitsnya.


21. Kantata Takwa (1990)
Menyusul sukses album Swami, ambisi Setiawan Djodi dalam musik semakin meluap. Didukung musisi dari Swami ditambah dengan WS.Rendra dan Kelompok Bengkel Teater juga Jocky S., Djodi membentuk band baru lagi yang bernama Kantata Takwa. Vokalis utama tetap Iwan Fals. Album perdana ini dikerjakan lebih gila lagi dari album lainnya, konsep musik yang fenomenal dan megah mengantarkan grup ini menjadi grup papan atas yang tidak ada bandingannya. Album ini benar-benar hebat dan menjadi album paling dicari saat itu. Mungkin kita masih ingat bagaimana ratusan orang sampai harus antri di toko-toko kaset hanya untuk membeli kaset ini. Konsep musik dan seni yang fenomenal ini tidak lepas dari kerjasama yang kompak, Iwan menyanyikan lagu yang liriknya sangat puitis yang sebagian dikerjakan oleh Rendra dengan semangat totalitas yang tinggi, dipadu dengan musik yang jelas bukan kerjaan pemusik kacangan. Konser-konser Kantata yang digelar sampai membludak penontonnya.


22. Cikal (1991)
Sukses dengan Swami dan Kantata, Iwan lantas tidak menjadi malas. Dibawah bendera Indo Music Box Iwan meluncurkan album Cikal. Cikal adalah nama putri Iwan yang ke dua. Iwan merasa tidak adil kalau galang putra pertamanya dia buatkan lagu, lantas putri keduanya kenapa tidak. Meskipun terlambat (cikal lahir tahun 80-an), maka cikal dibuatkan album khusus untuknya. Namun jangan dikira album ini isinya puji-pujian kepada anak dengan bahasa yang sederhana, lirik dalam album ini begitu dalam dan berat, kental nuansa seni tingkat tinggi. Pendukung dalam album juga bukan musisi sembarangan, ada Gilang Ramadhan, Cok Rampal, Totok Tewel, Embong Raharjo, Mates dan Mahesa Ibrahim. Musik yang ditampilkan jauh berbeda dengan Kantata atau Swami, aroma flute dan perkusi terasa jelas di sini.


23. SWAMI II (1991)
Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals membuat album Swami jilid II. Namun album ini tak seheboh album yang pertama. Iwan Fals sendiri malah tidak menjadi vokalis utama pada hits yang dipromokan. Lagu yang dinyanyikan Iwan ‘Nyanyian Jiwa’, ‘Kebaya Merah’, 'Robot Bernyawa', 'Sangkala'.



24. Belum Ada Judul (1992)
Album ini menjadi salah satu masterpiece dari Iwan Fals, karena proses rekamannya secara live tanpa di edit. Dan Iwan hanya bernyanyi pakai gitar dan Harmonika yang dimainkan sendiri, tanpa musik pengiring tanpa backing vokal. Hits dalam album ini adalah ‘Belum Ada Judul’, lagu yang sederhana namun dalam maknanya. Kesederhanaan Iwan disini tetap menjadi jaminan nilai jual. Dibawah bendera Harpa records, album Iwan tampil dengan polos yang menunjukkan inilah sesungguhnya seorang Iwan Fals.

25. Hijau (1992)
Di sini Iwan dan beberapa musisi seperti Heirrie Buchaery, Jerry Soedianto, Cok Rampal, Bagoes AA, Iwang Noorsaid, Arie Ayunir dan Jalu mencoba membuat konsep musik yang sangat alam, penuh perkusi, dipayungi bendera Pro Sound.

26. Dalbo (1993)
Iwan dan musisi pendukung dalam grup Swami membentuk grup band Dalbo, musiknya sederhana namun berbobot.



27. Orang Gila (1994)
Bersama Billy J. Budiharjo Iwan membuat album baru yang dari judulnya sudah menarik perhatian. ‘Orang Gila’ menjadi hits yang lumayan laku bersama lagu ‘Awang Awang’ dan ‘Satu Satu’.



28. Anak Wayang (1994)


Iwan Fals bersama Sawung Jabo meluncurkan album Anak Wayang ini untuk mengisi kekosongan yang ada, Iwan yang mulai gelisah berkarya, dibantu oleh Jabo untuk bangkit. Hasilnya album ini yang sederhana dan berbobot.

29. Kantata Samsara (1998)
Melanjutkan sukses Kantata Takwa, Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals dan kawan-kawan meluncurkan album Kantata Samsara. Album ini sejenis dengan Kantata Takwa, sama fenomenalnya dan megah.


30. Live Kantata Takwa Samsara ("Peristiwa Senayan")
Pada tanggal 6 Juli 1998 Kantata menggelar konser di Parkir Timur Senayan Jakarta. Sayang konser ini tidak sampai usai karena ada kerusuhan penonton. Album ini merekam secara live konser tersebut.



31. Best Of The Best (2000)
Pada album ini Iwan mengaransemen ulang dua buah lagu lamanya yaitu lagu ‘Entah’ dan ‘Kumenanti Seorang Kekasih’. Selebihnya hanya kumpulan lagu-lagu lama. Album ini cukup sukses dipasaran, wajar dirindukan penggemarnya karena cukup lama Iwan tidak tampil setelah anak pertamanya Galang Rambu Anarki meninggal dunia. Dalam album ini Iwan seperti lahir kembali, gaya vokalnya berubah, namun tetap berbobot. Iwan kembali dipayungi bendera Musica.



32. Suara Hati (2002)
Iwan Fals benar-benar lahir kembali, setelah di album sebelumnya orang bertanya-tanya karena Iwan hanya mengaransemen ulang lagu-lagu lama, pada album ini seluruhnya benar-benar baru. Mulai lagu, vokal, musik, benar-benar fresh. Album ini menjawab pertanyaan tentang kevakuman Iwan dalam bermusik. Lagu-lagu pada album ini berbobot, namun liriknya lebih dewasa tidak senakal dahulu. Iwan menjadi lebih profesional, karena telah memiliki manajemen pribadi yang digawangi oleh istrinya (Rossana). Iwan mulai rajin menggelar konser baik di TV maupun outdoor.



33. In Collaboration With (2003)
Album ini mendapat triple platinum dan mendapat penghargaan sebagai album terbaik dan single terbaik. Album ini adalah kolaborasi Iwan dengan musisi muda berbakat seperti Pongky (Jikustik), Eross (Sheila On 7), Harry Roesli, Aziz (Jamrud), Piyu (Padi), Ahmad Dhani (Dewa), Tohpati, Kikan (Coklat), Heirrie Buchaery. Hits ‘Aku Bukan Pilihan’ meledak dipasaran.



34. Manusia Setengah Dewa (2004)
Album ini dikerjakan hanya dengan suara Iwan dan Gitar akustik yang dimainkan sendiri. Seperti album Belum Ada Judul namun tanpa harmonika. Ada sedikit masalah pada peredaran album ini yaitu cover depannya diprotes sekelompok umat Hindhu karena menampilkan gambar salah satu dewa mereka. Iwan Fals bersama Musica menarik peredaran kaset dan mengganti cover depannya.

35. Iwan Fals In Love (2005)
Album ini muncul ahir tahun 2005, hanya berisi dua buah lagu baru yaitu ‘Izinkan Aku Menyayangimu’ karya Rieka Roslan diaransemen oleh Erwin Gutawa dan ‘Selamat Tidur Sayang’ karya Titiek Puspa yang diaransemen oleh Andi Rianto. Ada pula lagu "Rinduku" yang diaransemen ulang. Selebihnya lagu lama.



36. 50:50 (2007)
Album dari Iwan Fals sang maestro musik Indonesia yang diluncurkan pada awal bulan April 2007 ini dikemas dengan titel 50:50, dapat diartikan bahwa dari 12 lagu disini 6 buah diciptakan oleh Iwan Fals dan 6 sisanya diciptakan oleh musisi lain seperti Bongky (BIP), Dewiq, Opick, Pongky (Jikustik), Digo, dan Yockie/Remy Soetansyah. Album ini memiliki perpaduan yang seimbang antara lagu bertema cinta dan yang bertema kritik sosial. Aransemennya dibantu oleh Bongky, Addie MS, Yockie Suryo Prayogo, Erwin Gutawa, Bagoes A.A dan Andi Bayou.



37. Untukmu Terkasih (2009) -mini album
Mini album ini diterbitkan Juli 2009, berisi dua buah lagu yaitu Untukmu Terkasih dan Merdeka. Untukmu terkasih diterbitkan di bawah bendera Falcon Music.

Lirik lagu "Untukmu Terkasih" digarap Fajar Budiman, yang sebelumnya sempat pula menulis lirik beberapa lagu Iwan Fals. Pesan yang ingin disampaikan: Satu orang mampu setidaknya dapat menolong satu orang yang tidak mampu sehingga problem kemiskinan di negeri kita bisa pula diatasi secara swadaya dengan langkah-langkah nyata. Sedangkan 'Merdeka' ditulis Iwan Fals sendiri, berisi harapan agar negeri tercinta ini segera merdeka dalam makna yang sesungguhnya.



38. Keseimbangan (2010)
“Keseimbangan” sesuai judul albumnya, menawarkan pilihan yang beragam, mulai dari tema filosofi kehidupan dan kemanusiaan (Suhu, Ayolah Mulai, Aku Menyayangimu), religi/spiritual (Ya Allah Kami, ^O^), lingkungan (Hutanku, Pohon untuk Kehidupan, Tanam Siram Tanam), olahraga (Sepakbola), interaksi manusia dengan teknologi (Kuda Cokelatku), tokoh (Jenderal Tua, Malahayati). Pesan yang ingin disampaikan sepertinya: jika kita ingin seimbang dalam hidup kuncinya adalah (1) berpegang kepada Tuhan, (2) selalu peka terhadap kehidupan dan kemanusiaan, (3) peduli dengan lingkungan, (4) tak lupa berolahraga, (5) memanfaatkan teknologi secara bijak, dan (6) senantiasai mengambil hikmah dari para tokoh/kejadian terdahulu.

Dari sisi aransemen yang sepenuhnya digarap Iwan Fals & Band, album “Keseimbangan” menawarkan garapan yang lebih kuat dan berwarna dibanding garapan aransemen Iwan Fals & Band di album “50:50”. Ini sepertinya tak lepas dari masuknya kembali Totok Tewel memperkuat musik Iwan. Kecuali lagu “Ayolah Mulai” dan “Sepakbola” yang punya gaya berturut dan aransemen yang mungkin kurang familiar di telinga pop, aransemen lagu-lagu lainnya bisa masuk ke telinga banyak kalangan. Lagu yang saya rasa paling menonjol baik dari sisi aransemen maupun pesan adalah : “Suhu”, “Ya Allah Kami”, “^O^", “Aku Menyayangimu”, dan “Kuda Cokelatku”.